Selasa, 21 Juni 2016

Saluang

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu tipis atau talang. Fungsi dari alat musik saluang ini adalah sebagai pengiring dendang

Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok(menyisihkan napas).


Pada film pendek tentang Saluang berikut terdapat kaitannya antara manusia dengan aspek budaya sehari-hari, yaitu:

Manusia dan cinta kasih: adanya perasaan cinta & kasih sayang antara gadis desa dengan pemain saluang.

Manusia dan penderitaan: hubungan si gadis & pemain saluang yang dibina berdasarkan cinta kasih, tak mendapat restu dari ibu si gadis - hal ini membuat mereka merasa menderita, karena hal apapun yang dilakukan manusia tanpa restu orangtuanya - tak akan berhasil.

Manusia dan pandangan hidup: untuk belajar memainkan alat musik saluang ini, kita harus sepenuh hati dan sungguh-sungguh, tidak boleh setengah-setengah. Hal ini mengajarkan kita untuk serius dalam menekuni sesuatu.

Selasa, 22 Maret 2016

Arsitektur Indische di Indonesia


Arsitektur Indische adalah campuran dari unsur-unsur budaya barat (belanda) dan indonesia. Arsitektur ini biasa diterapkan pada zaman kolonial belanda pada bangunan-bangunan bersejarah.
Di indonesia sendiri arsitektur indische mudah ditemukan salah satunya di jatinegara, jakarta timur. Sebagai daerah yang cukup terkenal pada zaman kolonial belanda jatinegara memiliki banyak bangunan bersejarah yang menganut arsitektur indische.

Gereja koinoia adalah salah satu bangunan bersejarah yang enganut arsitektur indische. Gereja yang terletak di jatinegara ini awalnya dikenal sebagai gereja bethel namun pada tahun 1960 gereja ini berganti nama menjadi gereja koinoia yang berarti persekutuan gereja ini deperkirakan didirikan pada abad 20an dimana gaya apdeku mendominasi bangunan hindia belanda pada masa itu.