Senin, 23 November 2015

Kemiskinan dan Pengemis



Pengemis di Indonesia
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Salah satu bukti nyata kemiskinan di Indonesia adalah munculnya pengemis di jalan raya. Saya selalu melihat pengemis di pinggir Gunadarma kampus D saat saya berjalan menuju stasiun Pondok Cina. Ada juga orang yang berpura-pura menjadi pengemis. Mereka biasanya mengemis dengan berpura-pura cacat sehingga orang yang melihatnya merasa iba dan memberinya sedekah. Saat diselidiki dan diikuti, pengemis tersebut sebenarnya tak ada kendala dalam fisiknya dan berjalan dengan normal. Beberapa waktu yang lalu di Jakarta, juga ada pengemis bernama Walang yang sebenarnya kaya-raya dan berpenghasilan 25 juta per 15 hari. Ia sebenarnya punya pekerjaan di kampung halamannya, tetapi ia merantau dan mengemis di Jakarta. Memang tak semua pengemis bersifat licik seperti itu, tetapi hal ini membuat saya lebih berhati-hati dalam memberi sedekah ke pengemis.

Kemiskinan juga menjadi ajang orang tua membiarkan anaknya untuk mencari nafkah. Saat saya berlibur ke Bali, tepatnya di tempat wisata Uluwatu dan Tanah Lot, saya melihat beberapa anak kecil kisaran usia 5-10 tahun menjual pernak-pernik seperti jepitan rambut dsb. Saya merasa sangat kasihan dengan mereka. Mereka harusnya belajar dan menikmati masa kecil mereka dengan bermain, tetapi malah mencari nafkah dengan berjualan.


Enrica (kedua dari sisi kiri foto) dan teman SMPnya
 saat melaksanakan aksi sosial – membagikan makanan.
Sebagai makhluk sosial, hendaknya kita membantu sesama kita yang kesulitan. Mungkin kita tidak bisa membantu mereka secara besar-besaran dengan materi, tetapi memberikan apa yang mereka butuhkan jauh lebih baik daripada hanya memberikan mereka uang, yang entah nantinya kita tak tahu akan mereka gunakan untuk apa. Saya punya teman SMA, namanya Enrica. Enrica dan teman-teman SMPnya membentuk suatu komunitas yang bernama ‘The Army of Transformation’. Dari namanya, sudah jelas bahwa Enrica dkk ingin membuat perubahan untuk lingkungan sekitar. Mereka membuat proposal dan meminta dana sosial dari teman2 (termasuk saya) untuk membeli makanan, yang mereka bagikan kepada orang-orang jalanan yang membutuhkan, terutama pengemis. 

Komunitas Overtunist_ID

Ada juga teman dari Overtunist_ID yang pada saat bulan puasa kemarin, mengumpulkan mainan, buku, dan pakaian bekas layak pakai untuk diserahkan kepada anak-anak jalanan. Overtunist_ID bekerja dengan sobatkolong bekerja sama mengajar dan buka puasa bersama mereka. Menurut saya, cara seperti ini jauh lebih baik untuk membantu sesama daripada hanya memberikan materi berupa uang. Sekian pendapat dan liputan saya mengenai kemiskinan. Apabila ada salah dalam tutur kata, saya mohon maaf. Terimakasih.