Minggu, 20 Januari 2019

HKBP Tebet - KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF TIPIKAL


Huria Kristen Batak Protestan Tebet atau HKBP Tebet merupakan sebuah gereja Lutheran di Jalan Tebet Barat Dalam X, Jakarta Selatan. Gereja ini dirancang oleh arsitek anggota IAI yakni Adhi Moersid, yang juga merancang Masjid Raya di Daan Mogot.




HKBP Tebet menempati lahan seluas 1100m2 dan terdiri dari 3 lantai, yakni lantai semi-basement, lantai dasar, dan lantai atas (balkon). Bangunan ini menghadap ke arah Timur dan gerbang utama terletak di sisi kiri belakang bangunan yang langsung mengarah ke pintu gereja.



 
Lantai semi basement gereja digunakan untuk kegiatan sekolah minggu yang terdiri dari satu ruangan besar dan dilengkapi dengan partisi sehingga memungkinkan ruangan tersebut dipisah menjadi 6 ruangan kecil. Masing-masing ruangan ditempati oleh tingkatan kelas yang berbeda.  Aksesibilitas dari lantai dasar menuju ruangan ini menggunakan ramp yang terletak di sisi kiri dan tangga di sisi kanan.


Lantai  dasar merupakan ruang ibadah dengan altar dibagian depan. Untuk meminimalisir pantulan suara, Moersid menerapkan akustik pada dinding dan plafon yakni dengan menggunakan kayu dan besi tipis untuk meredam suara. Bila dilihat dari luar, lantai dasar gereja ini tidak terlihat tinggi, hal ini dikarenakan Moersid memiliki prinsip bahwa rumah ibadah tidak boleh sombong (berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengurus gereja HKBP Tebet).

    


Gereja ini juga dirancang memiliki ramp pada sisi kiri yang dipergunakan sebagai aksesibilitas jemaat yang menggunakan kursi roda. Di bagian belakang altar (diluar ruang ibadah) terdapat toilet wanita dan pria, serta ruangan baby-care dan elderly-care yang dapat diakses dari sisi kiri dan kanan. Sirkulasinya berbentuk seperti setengah hexagonal karena mengikuti bentuk altar yang terdapat dui dalam ruang ibadah.




Pada lantai atas atau balkon merupakan ruang ibadah juga, dapat diakses menggunakan tangga yang terdapat di sisi dan kanan luar ruang ibadah lantai dasar (letaknya di dekat pintu utama lantai dasar). Di belakang ruang ibadah ini terdapat sekretariat naposo-remaja gereja serta konsistori. Sama seperti lantai dasar, dinding pada lantai balkon juga ditempeli besi tipis serta kayu untuk meredam suara. Di sisi depan kanan terdapat ruangan kecil untuk operator. Area tempat duduk dirancang seperti area tempat duduk stadion, yakni semakin ke belakang semakin naik dan kedepan semakin turun. Hal ini juga diikuti dengan bentuk atap gereja yang mengikuti bentuk atap rumah bolon batak toba, disini kita bisa merasakan inkulturasi atau perpaduan antara arsitektur gereja dengan arsitektur tradisional. Pada atap bagian belakang juga dibuat jendela untuk memaksimalkan pencahayaan sehingga gereja tetap terang walaupun tidak ada pencahayaan buatan.




Jendela pada sisi kiri dan kanan lantai atas gereja dirancang dengan sudut 45O, dengan jendela menghadap ke area altar untuk menghindari sinar matahari silau berlebih yang masuk langsung mengarah jemaat.



courtesy:
google maps
amang T. Pardede jemaat HKBP Tebet
saya sendiri soalnya saya survey langsung kesana hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar